Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diseminasi Budaya Positif PGP Guru Penggerak di SMPN 3 Ngamprah


Kegiatan Hari ini: 

Hari/ Tanggal                : Rabu / 18 Oktober 2023
Narasumber                  : Rahmat Hidayat, S.Pd
Tempat                          : SMPN 3 Ngamprah
Jam                               : 09.00 WIB


Program guru Penggerak  (PGP) di Kurikulim merdeka sudah berjalan hingga tahun 2023 membuka kesempatan CGP angkatan ke-11.  Sudah banyak lulusan PGP menjadi selangkah lebih maju berkesempatan menduduki jabatan sebagai Kepala Sekolah atau  Pengawas, ada juga ingin bukan untuk jabatan tetapi keinginan  menambah ilmu serta wawasan tentang apa itu guru penggerak. Banyak motivasi mengikuti Calon guru penggerak (CGP) dalam benak pendidik kita, apapun itu pemerintah menginginkan kemajuan pendidikan terutama guru sebagai pelaksana estafet pendidikan.

Progran Guru Penggerak (PGP) merupakan program dari Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, dimana program sebagai ajang menciptakan guru-guru berwawasan luas serta menumbuhkan inovasi dan kreativitas pembelajaran. Hal itu menjadi penting dalam berjalanya reformasi pendidikan di Indonesia, karena Pendidikan merupakan pondasi kuat untuk perkembangan suatu bangsa.

Tujuan adanya Progran Guru Penggerak (PGP):
  1. Progran Guru Penggerak (PGP) memberikan kesempatan menjadi pemimpin dan penggerak perubahan di sekolah masing-masing. WadahProgran Guru Penggerak (PGP) mendorong untuk terus menerus meningktkan kemampuan  dan pengetahuan melalui pelatihan, yang menjadikan guru yang ikut Progran Guru Penggerak (PGP) lebih profesional dan terampil  menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan
  2. Progran Guru Penggerak (PGP) menjadikan pribadi lebih inovatif dalam kegiatan belajar mengajar, karena Progran Guru Penggerak (PGP) memberikan ruang kepada guru untuk menciptakan metode pengajaran baru lebih interaktif serta inovatifsesuai kebutuhan siswa yang diajarkan.
  3. Progran Guru Penggerak (PGP) meningkatkan akses pendidkan di daerah terpencil, dengan banyak guru yang mengikuti Progran Guru Penggerak (PGP) adanya pemerataan guru yang sudah terlatih ke daerah yang sulit dijangkau atau terpencil menjadi kesempatan untuk murid-murid mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Jadi anak-anak di seluruh Indonesia mempunyai kesempatan yang sama mendapatkan kualitas pendidikan.
Untuk ingin mendaftakan diri masuk ke CGP silahkan update informasi di link berikut ini : https://paspor-gtk.simpkb.id/casgpo/login?service=https

Tahapan Progran Guru Penggerak (PGP):
Mengerjakan LMS berupa modul-modul yang harus diselesaikan. Modul 1  : ada sub modul: 
1.1. Pemahaman pendidikan tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, 
1.2. Nilai dan peran guru penggerak 
1.3. Visi Guru Penggerak ada pendampingan beberapa yang ikut serta diskusi tentang guru penggerak berhubungan dengan  visi Sekolah menjadikan prakarsa perubahan yang ada di Sekolah. 
1.4. Budaya Positif .

 Budaya Positif

Menumbuhkan hal positif dari diri atau luar diri adalah tantangan kita sebagai individu. Membutuhkan tekad yang kuat supaya kita bisa menjadi orang baik sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pribadi. Dalam kontek ini menumbuhkan hal yang baik untuk anak-anak atau siswa yang kita ajar, 

Apa itu kontrol.
kontrol adalah semua prilaku mempunyai tujuan. Sebagai guru ada kalanya kita ingin mengontrol prilaku siswa sesuai kehendaknya, kadang anak- anak mengikuti karena terpaksa ada juga anak-anak mengikuti sesuai keinginan diri katena kesadaran tumbuh di hati mereka.Kontrol baik sesuai kehendak siswa diharapkan seorang guru dalam mendidik anak -anak, kontrol dari diri hati yang baik itu membutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkan kesadaran diri. Guru memberikan penguatan positif untuk mempengaruhi siswa 

Salah anggapan jika orang dewasa memiliki hak untuk memaksa. 
Seperti halnya saya sering menganggap anak didik harus dipaksa mengikuti apa yang guru perintahkan dan anak-anak harus mengikutinya, ternyata hal itu sifatnya tidak lama sekilas saja. Artinya perilaku yang memaksa tidak efektif cenderung anak-anak merasa tidak nyaman kepada kita, apalagi ada rasa ingin menjaga jarak kepada guru. Siapa yang harus bisa mengalah kalu sudah seperti itu ?

Disiplin 
kata disiplin berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’ , yang artinya ‘belajar’ .Kata ‘discipline’ juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau murid/pengikut. Untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.

Disiplin diri bagaimana cara kita mengontrol diri dan menguasai diri untuk melakukan tindakan sesuai dengan nilai-nilai yang kita hargai sehingga tujuan mulia tercapai. Dalam dunia pendidikan sebagai seorang guru kata disiplin mempunyai tujuan agar anak didik mempuyai keinginan dari dalam (intrinsik) untuk disiplin diri,tanpa paksakan bukan dari faktor ekstrinsik dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal. Anak-anak tahu hal yang salah langsung dari dalam diri menyadari dan akan merubah sikapnya.

Dihukum oleh Penghargaan: Alfie Kohn (Punished by Rewards, 1993, Wawancara ASCD Annual Conference, Maret 1995) mengemukakan baik penghargaan maupun hukuman, adalah cara-cara mengontrol perilaku seseorang yang menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya. Menurut Kohn, secara ideal tindakan belajar itu sendiri adalah penghargaan sesungguhnya. Kohn selanjutnya juga mengemukakan beberapa pernyataan dari hasil pengamatannya selama ini tentang tindakan memberikan penghargaan yang nilainya sama dengan menghukum seseorang







Cara untuk menanamkan disiplin positif  pada murid dengan:
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi pada murid untuk memperbaiki kesalahan yang di perbuat, sehingga mereka kembali ke kelompok mereka dengan karakterr lebih kuat (Gossen;2004).
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
Dengan restitusi guru mengajak murid untuk merefleksi tentang apa yang mereka perbuat  atau kesalahan yang mereka lakukan sehingga menumbuhkan rasa untuk memperbaiki kesalahan menjadikan mereka pribadi lebih baik dan menghargai diri sendiri.Pendekatan restitusi tidak hanya menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan orang yang telah berbuat salah. Restitusi juga sesuai dengan prinsip dari teori kontrol William Glasser tentang solusi menang-menang

2 komentar untuk "Diseminasi Budaya Positif PGP Guru Penggerak di SMPN 3 Ngamprah"

  1. Terimakasih bu, terus berkarya untuk menyebarkan ilmu ..salam guru hebat

    BalasHapus
  2. Trimakasih Pak Rahmat sudah share ilmunya buat kami. Sukses ya .

    BalasHapus